Home » » Petugas BRDA Gadungan Tilep Dana Korban Konflik

Petugas BRDA Gadungan Tilep Dana Korban Konflik

Written By Unknown on Thursday, May 10, 2007 | 10:06 AM


Rabu, 9 Mei 2007, 20:20 WIB
Petugas BRDA Gadungan Tilep Dana Korban Konflik
Reporter : Imran MA

Aceh Utara, acehkita.com। Warga korban konflik di Kecamatan Tanah Luas, Paya Bakong, dan Matangkuli, Aceh Utara, mengungkapkan adanya pemotongan ilegal dana bantuan pembangunan rumah korban konflik oleh oknum yang mengaku koordinator kecamatan Badan Reintegrasi Damai Aceh (BRDA).

Praktik ilegal tersebut disampaikan masyarakat korban kepada LSM Masyarakat Transparansi (MaTA) Aceh yang berkantor di Lhokseumawe। Akibat pemotongan dana bantuan tersebut, pembangunan sejumlah rumah warga korban konflik menjadi terlantar.

“Dana bantuan itu, Rp 35 juta per rumah. Akibat dipotong oleh onkum yang mengaku koordinator kecamatan, dana untuk membangun rumah korban konflik jadi tidak cukup,” kata Alfian, koordinator MaTA Aceh kepada acehkita.com, Rabu (9/5)।

Pemotongan dana bantuan dilakukan bervariasi, yakni antara Rp5 juta hingga Rp7 juta per penerima bantuan। “Dana bantuan itu dicairkan secara bertahap. Tahap pertama dipotong Rp2 juta sampai Rp3 juta dengan alasan untuk mengurus administrasi agar cair tahap kedua. Tahap kedua dipotong lagi, dengan alasan serupa agar cair dana untuk tahap ketiga,” papar Alfian.

Nurdin Yasin, staf Bidang Sosial Budaya pada BRDA Aceh Utara, membantah melakukan pemotongan dana bantuan untuk korban konflik. BRDA, kata dia, tidak pernah menempatkan petugas maupun koordinator bantuan untuk kecamatan.Dia minta pihak kepolisian setempat agar segera menangkap oknum-oknum yang telah “merampok” hak masyarakat korban konflik।

“Tangkap saja oknum seperti itu karena sudah meresahkan warga penerima bantuan, jangan percayakan agen-agen di lapangan karena keberadaan mereka ilegal atau liar,” sebutnya।

Reporter acehkita.com mendapati sejumlah keluhan di berbagai kecamatan di Aceh Utara tentang bantuan untuk korban konflik ini. Bahkan uang permintaan tersebut ada untuk alasan uang capek dan uang minum. Tapi jumlahnya tidak untuk segelas kopi, tapi bisa menanggung kopi ratusan orang,” ujar seorang warga yang tidak mau disebutkan namanya. [dzie]
Share this article :

0 komentar:

Populer

 
Support : acehbaru.com | acehbaru.tv | atjehbaru.com
Copyright © 2014. acehbaru - All Rights Reserved
Modify by acehbaru
Proudly powered by Blogger